Jakarta, 8 Mei 2025 — Konferensi Akademik Internasional Institut Konfusius Asia Tenggara Kedua dan Forum Pengembangan Aliansi Institut Konfusius Indonesia Pertama telah sukses digelar pada 7–8 Mei 2025 di Hotel Grand Kemang, Jakarta. Acara ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antar-Institut Konfusius di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Konferensi resmi dibuka pada 7 Mei 2025 dengan pemutaran video pengenalan enam universitas mitra, dilanjutkan dengan sambutan dari para pimpinan universitas dan lembaga terkait, termasuk Wakil Rektor Fujian Normal University, Xihua University, Xinyang Normal University, serta Rektor Universitas Sebelas Maret, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Al Azhar Indonesia. Hadir pula perwakilan dari CIEF, Kementerian Pendidikan Indonesia, dan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta.
Salah satu momen penting adalah upacara pembentukan resmi Aliansi Institut Konfusius Indonesia yang dilaksanakan pada pukul 10.30 WITA, dilanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta.
Rangkaian acara selama dua hari dipenuhi dengan berbagai seminar dan forum ilmiah. Forum 1 membahas strategi pengembangan Institut Konfusius di Indonesia yang bersifat berdiferensiasi, distingtif, dan berkelanjutan. Sementara itu, Forum 2 menyoroti peningkatan kapasitas guru lokal Indonesia dalam pengajaran bahasa Mandarin. Pembicara berasal dari berbagai universitas ternama di Tiongkok seperti Peking University, Beijing Language and Culture University, Shanghai Normal University, dan lainnya.
Topik-topik penting yang dibahas meliputi tren digital dalam pendidikan bahasa Mandarin, metodologi pengajaran nada dan tata bahasa Mandarin, serta eksplorasi pendekatan pengajaran di lingkungan non-Mandarin.
Acara diakhiri pada 8 Mei 2025 dengan sesi penutupan yang penuh kehangatan, mencerminkan semangat kolaboratif antara Tiongkok dan Indonesia dalam pengembangan pendidikan bahasa dan budaya.
Panitia berharap kegiatan ini akan memperkuat kerja sama pendidikan lintas negara dan mendorong lahirnya lebih banyak inovasi dalam pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia.


